News

Mahasiswi Berprestasi Penghafal Al-Qur'an Butuh Biaya Kuliah, Ayo Bantu!!


 

BOGOR, Infaq Dakwah Center (IDC) – Dava Alpha Rahim, mahasiswi berprestasi penghafal Al-Qur'an ini ingin berkhidmat untuk umat Islam di bidang kebidanan. Tapi pekerjaan sang ayah yang hanya sebagai guru, jauh dari cukup untuk memenuhi biaya kuliah sekira Rp 60 juta.

Bukan remaja biasa!! Umumnya, anak-anak gadis sebayanya sedang gandrung dengan artis boys band atau gaul di mall dan larut dalam ‘dugem’ (dunia gemerlap). Tapi gadis berusia 18 tahun ini lebih memilih untuk mencintai Al-Qur’an.

Demi agama dan masa depannya, Dava mengorbankan masa hura-hura remaja untuk memperdalam ilmu-ilmu keislaman. Sebagai bukti cintanya terhadap Kitabullah, di usianya yang masih belia ia mampu menghafal Al-Qur’an 30 juz.

Keberhasilan Dava menghafal Al-Qur’an tak lepas dari peran kedua orang tuanya, Ligar Setyadi (51) dan Purwanti (41) yang memperkenalkannya di pendidikan agama Islam sedini mungkin.

“Di SMP dulu sudah pernah ada pelajaran tahfidz Al-Qur’an juz 28 sampai juz 30. Lalu di pesantren mulai menghafal lagi dan selesai di kelas 3 Aliyah semester pertama,” kata Dava kepada relawan IDC, Selasa (25/8/2015).

...Allah memuji para penghafal Al-Qur'an sebagai keluarga-Nya dan manusia pilihan-Nya (ahlullah wa khasshatuh). Mari bantu biaya kuliah Dava untuk menggapai cita-citanya...

KUNCINYA IKHLAS, TEKUN DAN JAUHI MAKSIAT

Jebolan Madrasah Aliyah Pesantren Al-Mar’atus Shalihah Bekasi itumenceritakan suka duka menghafal Al-Qur'an di pesantren hingga sukses menjadi hafizhah (penghafal Al-Qur'an). Menurutnya, aktivitas menghafal Al-Qur’an dengan target waktu 3 tahun bukan hal yang mudah. Salah satu hambatannya adalah mengatasi kebosanan. Namun semua itu dijalaninya dengan ikhlas.

“Awal-awal susah, tapi lama-lama mudah. Waktu ujian itu dites hafalan lima jus dalam satu waktu, banyak yang nangis karena sulit,” ujarnya.

Menurut Dava, siapapun bisa menghafal Al-Qur’an, kuncinya adalah ikhlas, sabar, tekun mengulang dan menjauhi maksiat. “Kalau tidak sering diulang nanti cepat lupa. Gitu juga kalau sering maksiat juga suka lupa,” tuturnya.

Buah keikhlasan, kesabaran dan ketekunannya di pesantren, Dava meraih ranking ketiga.

MENEKUNI KEBIDANAN, BERKHIDMAT UNTUK UMMAT

Setelah lulus dari Madrasah Aliyah di pesantren, Dava ingin mewujudkan cita-citanya yang unik. Pada umumnya anak-anak lulusan pesantren melanjutkan pendidikan dengan memilih kuliah di perguruan tinggi yang berbasis ilmu agama atau ke luar negeri seperti Arab Saudi dan Kairo Mesir. Tetapi, Dava justru memilih melanjutkan pendidikan ke dunia kesehatan.

Dava memilih kuliah di kebidanan untuk mengejar cita-cita yang begitu mulia menjadi bidan yang istiqamah dalam bersyariat Islam. Ia ingin banyak menolong orang-orang tidak mampu karena tingginya biaya persalinan.

“Harapannya ke depan sekolah bisa sampai selesai dan bisa buka praktik bidan, supaya bisa menolong orang susah yang mau melahirkan dengan gratis,” ujarnya.

Ia mengakui, tantangannya cukup besar, sebab di lembaga pendidikan umum tersebut begitu kontras dengan dunia pesantren. Salah satunya adalah teman-temannya sesama mahasiswi yang umumnya berasal dari sekolah umum dan jauh dari agama.

“Ya, baru beberapa hari masuk ada ospek, banyak juga sih yang beda dengan waktu di pesantren,” ungkapnya.

Tapi realita di kampus itu justru dianggapnya sebagai tantangan dan ladang untuk berdakwah kepada teman-temannya. Ia bertekad untuk menjaga istiqamah menjaga hafalan Al-Qur'an dan mempertahankan hijab syar’i yang sempurna dengan mengenakan niqab (cadar) di kampus.

“Alhamdulillah, dulu sebelum masuk sudah dibicarakan dulu dan pihak kampus mengizinkan,” tuturnya.

...Total biaya kuliah selama 6 semester sampai Agustus 2018 mencapai sekitar 60 juta rupiah. Pekerjaan sang ayah sebagai guru jauh dari cukup untuk memenuhi biaya itu...

BUTUH BIAYA KULIAH RP 60 JUTAAN

Untuk menggapai cita-citanya, hafizhah muda terkendala persoalan klasik dalam hal finansial. Pekerjaan sang ayah sebagai guru jauh dari kecukupan memenuhi biaya kuliah di Akademi Kebidanan yang relatif tinggi.

Dalam rincian biaya kuliah yang dikeluarkan kampus, total biaya kuliah selama 6 semester (Juli 2015 sd Agustus 2018) itu mencapai Rp 58.275.000, belum termasuk biaya asrama sebesar Rp 200.000 perbulan.

Total biaya kuliah ini mencakup biaya semester 1-6, ospek, UTS, UAS, praktik KDK, Praktik PKK, Caping Day, PKMD, study kasus, KTI/Pra UAP, Wisuda, Try Out, Uji Kompetensi, dan lain sebagainya.

INFAQ CERDAS UNTUK PENGHAFAL AL-QUR'AN

Allah Ta’ala memuji para penghafal Al-Qur'an sebagai keluarga-Nya dan manusia pilihan-Nya (Ahlullah wa Khasshatuh).

Sesungguhnya Allah mempunyai kerabat keluarga di antara manusia. Para shahabat bertanya, "Siapakah mereka wahai Rasulullah?" Rasulullah menjawab, "Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan orang-orang istimewa pilihan-Nya" (HR. Ahmad).

Mari bantu biaya kuliah Dava untuk menggapai cita-citanya. Donasi biaya kuliah Dava sang penghafal Al-Qur'an bisa disalurkan dalam program INFAQ CERDAS IDC:

  1. Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  2. Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  3. Bank Mandiri Syari’ah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  4. Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  5. Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
  6. Bank CIMB Niaga, No.Rek: 675.0100.407.006 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
  7. Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497 a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC)

CATATAN:

  • Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 2.000 (dua ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.002.000,- Rp 502.000,- Rp 202.000,- Rp 102.000,- 52.000,- dan seterusnya.
  • Bila biaya program ini sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan dalam program IDC lainnya.
  • Info: 08122.700020 - 08567.700020