News

Melongok Dapur IDC: Berat Beban yang Dipikul, Setimpal dengan Amanah Umat


BEKASI (Infaq Dakwah Center) – Kesibukan Infaq Dakwah Center (IDC) Voa-Islam hari Sabtu (20/4/2013) betul-betul padat melebihi hari-hari biasanya.

“Assalamu’alaykum Pak. Afwan mau tanya untuk kiriman bulan April yang setengahnya lagi mau dikirim kapan? Jazakumulloh Khoiron,” ujar Sayyaf, salah satu dari 9 mahasiswa berprestasi yang ditugaskan IDC untuk menimba ilmu di Malaysia.

Tanpa pikir panjang, Abu Mumtaz membalas dengan jawaban yang menghibur dan menenangkan. “Wa’alaykumussalam. Insya Allah nanti siang saya transfer,” ujar Direktur IDC singkat, pada pukul 08.01 WIB.

Saat membalas SMS itu, Abu Mumtaz belum tahu dana apa yang mau ditransfer. Dari mana mendapatkan dana Rp 7 jutaan?

Pada saat yang sama, para Relawan IDC sudah ditugaskan untuk bertebaran ke tiga penjara di Jakarta dan Tangerang untuk menyampaikan amanah aqiqah salah seorang donatur. Persiapan aqiqah dari penyembelihan hingga masak-memasak menjadi beberapa menu, antara lain sate dan gulai ini sudah dipersiapkan sejak Jum’at Sore (19/4/2013). [baca: Aqiqah Bersama Mujahidin di Empat Penjara dari Jakarta hingga Nusakambangan]

Saat para Relawan IDC bertugas, Abu Mumtaz harus stand by di kantor untuk rapat maraton hingga tengah malam untuk menyelesaikan beberapa agenda dan problematika.

Rapat babak pertama digelar bersama para kru redaktur voa-islam.com hingga ashar. Seperti biasanya,  suasana rapat redaksi ini  berlangsung sesuai dengan problematika yang dihadapi. Siang itu cukup suhu ruangan terasa sangat panas, meski dilengkapi AC. Alhamdulillah, semangat ukhuwah dan saling menghargai untuk dakwah, membuat suasana jadi cool. Dan selesailah berbagai persoalan dan kembali menjalin ta’liful qulub sesama wartawan.

Rapat babak kedua digelar bersama para pengurus dan Relawan IDC, untuk mengevaluasi dan menyusun program kerja untuk sepekan berikutnya.  Pembahasan yang cukup alot adalah menyelesaikan persoalan Rumah Singgah & Dakwah di Cilacap yang sedang diintimidasi preman lokal. Alhamdulillah beberapa keputusan berhasil disepakati dengan bulat oleh seluruh peserta yang hadir. Salah satu keputusannya adalah mengirimkan full team ke Cilacap dengan beberapa opsi sebagai solusinya.

Kesibukan rapat maraton hingga tengah malam itu, benar-benar membuat Abu Mumtaz  lupa bahwa siang itu dia harus mengirim dana kebutuhan pendidikan para mahasiswa Malaysia.

Tiba-tiba, saat sedang memimpin rapat, HP Abu Mumtaz berdering, sebuah pesan singkat masuk: “Ada di kantor pak?”

“Ada pak,” jawab Abu Mumtaz tak kalah singkatnya.

“Insya Allah sy merapat,” balas sang pengirim SMS.

Satu jam kemudian, saat rapat belum ditutup, orang yang berkirim SMS datang ke kantor. Ternyata dia adalah Pak Muhammad, seorang donatur setia IDC. Setelah berbincang-bincang ramah, ia segera mengeluarkan amplop putih dari kantongnya. “Maaf pak, saya tidak bisa lama-lama, ada urusan lain. Ini ana nitip dana zakat kepada IDC,” ujarnya.

Subhanallah, Abu Mumtaz pun teringat janjinya kepada para mahasiswa di Malaysia.

“Alhamdulillah, baik Pak Muhammad. Insya Allah zakatnya kami sampaikan sesuai program IDC, yaitu Zakat Cerdas untuk beasiswa dan bantuan pendidikan untuk anak yatim dan dhuafa. Jazakumullah khairan Pak,” jawab Abu Mumtaz.

“Ya Allah, Engkau memberikan rezeki yang tiada terduga kepada para mahasiswa berprestasi di negeri perantauan. Terima kasih Ya Allah,” ujar Abu Mumtaz dalam hati.

Hari itu juga Abu Mumtaz setor tunai ke ATM bank terdekat untuk menunaikan kewajibannya, menyalurkan dana zakat untuk mencerdaskan umat. Dana beberapa juta hanya beberapa menit berada di tangan IDC. Selanjutnya langsung disalurkan hingga ke negeri jiran.

Sebagaimana diketahui, salah satu program IDC adalah INFAQ & ZAKAT CERDAS, yaitu beasiswa yang diperuntukkan bagi anak yatim, dhuafa berprestasi dan anak para aktivis dakwah yang tidak mampu, untuk meraih cita-cita menjadi ulama, dai, mubaligh, intelektual dan ilmuwan yang mendedikasikan ilmu dan keahliannya untuk dakwah.

Target program beasiswa ini adalah memutus mata rantai kemiskinan dan mendorong umat menjadi kaum yang bertauhid, ikhlas berdakwah, berakhlak mulia, cerdas berpikir dan gemar berinfak. Para penerima beasiswa diseleksi secara ketat dan dikontrol secara berkala agar prestasi studinya terus meningkat sesuai harapan para muhsinin (donatur).

Sasaran program ini antara lain: anak yatim, fakir miskin (dhuafa), anak para aktivis dakwah dan pejuang Islam yang tidak mampu, serta anak berprestasi dan bertalenta (berbakat). [baca: Zakat Cerdas, Salurkan Zakat & Infaq Anda untuk Beasiswa Yatim-Dhuafa]

Tanggal 18 November 2012, IDC bekerjasama dengan Masyarakat Peduli Syariat (MPS) mengirimkan 9 orang mahasiswa berprestasi dari berbagai pondok pesantren untuk menimba ilmu di Kolej Islam Sains dan Teknologi (KIST) Malaysia. Salah satu kriteria mereka adalah hafalan Al-Qur’an dan kemampuan berbahasa (Arab dan Inggris). Hafalan mahasiswa ini beragam hingga 15 juz (separo Al-Qur’an), di antara mereka adalah anak yatim. Proses seleksi dan pengiriman ke Malaysia dikawal langsung oleh Ustadz Fuad Al-Hazimi.

Di negeri jiran ini, para mahasiswa pilihan ini dipersiapkan untuk menjadi mujahid pengawal makanan umat Islam agar terjaga kehalaannya dari makanan yang syubhat maupun haram, dengan mengambil jurusan Halal Food (Pengkhidmataan Pengrururan Makanan Halal). Selama beberapa tahun mereka digembleng ilmu dan keahliannya dengan berbagai bekal, antara lain: aqidah, ushul fiqih, Food Tech, Food Industry, Fiqhul Ibadah, Tarikh Tasyri’, dan lain sebagainya.

Namun perjuangan untuk bertahan di perantauan tidak ringan. Pihak kampus hanya membebaskan biaya pendidikan dan asrama bagi para duta Indonesia ini. Selebihnya, untuk memenuhi biaya hidup (living cost), alat-alat keperluan sekolah tidak, biaya kesehatan dan lain-lain, dibebankan kepada Infaq Dakwah Center (IDC).

Kebutuhan perbulan untuk sepuluh mahasiswa itu mencapai RM 4.200 (atau sekitar Rp 14 juta), dipenuhi IDC dari dana Zakat dan Infaq yang diamanahkan khusus untuk program ini.

Selain kebutuhan biaya bulanan, para mahasiswa ini juga sangat membutuhkan laptop untuk menunjang pendidikan, terutama untuk menyelesaikan tugas kampus. Satu buah laptob paling murah RM 1.000 atau sekitar Rp 3,2 juta.

SALURKAN ZAKAT & INFAQ UNTUK MUJAHID PENGAWAL MAKANAN HALAL UMAT ISLAM

Bagi pembaca idc.voa-islam.com yang terpanggil untuk menyukseskan cita-cita para mujahid, anak yatim dan mahasiswa berprestasi yang sedang menempuh studi Halal Food di Malaysia, bisa menyalurkan donasi melalui program INFAQ & ZAKAT CERDAS IDC, nomor rekening:

  1. Bank Muamalat, No.Rek: 34 7000 3005  a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center
  2. Bank BNI Syari’ah, No.Rek: 293.985.605  a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center
  3. Bank Syariah Mandiri (BSM), No.Rek: 7050 888 422  a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center
  4. Bank Mandiri, No.Rek: 156 000 696 4037  a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center
  5. Bank BRI, No.Rek: 0139 0100 1736 302  a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center
  6. Bank BCA, no.rek: 6310230497 a/n Budi Haryanto (Bendahara IDC)

CATATAN:

  1. Demi kedisiplinan amanah agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 2.000 (dua ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.002.000,- Rp 502.000,- Rp 202.000,- Rp 102.000,- Rp 52.000,- dan seterusnya.
  2. Info dan konfirmasi: Mumtaz (08999.704050).
  3. Bantuan akan distop dan dialihkan kepada program beasiswa lainnya kalau kebutuhan mahasiswa sudah terpenuhi hingga tamat.