Laporan

IDC Bantu Pengobatan Istri Aktivis Islam yang Keguguran


KARANGANYAR (idc.voa-islam.com) - Abu mush’ab hanyalah seorang aktifis masjid pengrajin sangkar burung, pekerjaan sambilannya adalah beternak burung kenari, penghasilannya kecil dan tak tetap. Bersama sang istri yang bernama Farida Yulianty ia dikaruniai anak kembar laki-laki yang bernama Mush’ab Sayyidul Mujahid dan Mu’adz Izzatul Mujahid.

Kondisinya yang amat berkekurangan harus ia jalani, Abu Mush’ab tak sanggup membayar kontrakan rumahnya di daerah Polokarto, Sukoharjo, Jawa Tengah. Dengan amat terpaksa akhirnya ia pun angkat kaki dari kontrakannya.

Selain itu kedua anak kembarnya, Mush’ab dan Mu’adz yang saat itu masih sekolah TK juga harus meninggalkan bangku sekolah. Si kembar Mush’ab dan Mu’adz ternyata sudah dua bulan lebih tak membayar SPP karena kondisi keuangan orang tuanya saat itu sedang kritis.

Abu Mush’ab lalu kembali ke rumah orang tuanya bersama istri dan dua anak kembarnya. Namun, cobaan kembali datang menghantam. Allah memberikan ujian baginya lewat musibah yang menimpa sang istri. Saat hamil anak ketiga yang baru berjalan empat bulan, sang istri mengalami keguguran.

Tentu saja hal itu membuat Abu Mush’ab bersedih sekaligus bingung lantaran kondisi keuangannya yang amat menipis. Saat itu ia harus pontang-panting mencari pinjaman agar dapat membawa sang istri ke rumah sakit. Namun upayanya itu tak membuahkan hasil, Sabtu (19/5/2012) dengan uang Rp. 50.000,- ia nekat membawa istrinya ke klinik bersalin dr. Yunita di daerah Karanganyar.

Syukurlah, hari itu juga sang istri langsung dioperasi, namun sebelumnya Abu Mush’ab harus menandatangani surat perjanjian di atas materai bahwa ia sanggup membayar biaya operasi dan pengobatan sebesar Rp. 1.616.500,-.

Dengan kondisi yang masih sakit dan lemah usai dioperasi, Abu Mush’ab langsung membawa pulang istrinya dengan sepeda motor lantaran takut biaya yang ditanggungnya membengkak.

Satu minggu berselang, Sabtu (26/5/2012) Abu Mush’ab tak juga mendapatkan uang untuk melunasi biaya pengobatan di klinik. Pihak klinik pun sudah menagih dengan belasan kali menelepon lewat HP dan juga sms. Bahkan ia terancam diproses hukum jika tak segera melunasi pada keesokan harinya, Ahad (27/5/2012).

Pada hari yang sama, tim Infaq Dakwah Club (IDC) voa-islam.com mendapat kabar bahwa Abu Mush’ab membutuhkan bantuan dana untuk melunasi biaya pengobatan istrinya.

Segera tim IDC voa-islam.com menghubungi Abu Mush’ab lalu mengirimkan Dana Infaq Darurat (DINAR) sebesar Rp. 2.000.000,- untuk melunasi biaya pengobatan di rumah sakit Rp. 1.616.500,- dan sisanya untuk biaya rawat jalan.  

Ahad (27/5/2012) akhirnya Abu Mush’ab bisa bernafas lega karena biaya pengobatan di klinik telah dilunasi. Saat dihubungi Abu Mush’ab mengucap hamdalah sebagai rasa syukur kehadirat Allah. Diiringi isak tangis Abu Mush’ab juga mengucapkan terima kasih kepada pembaca setia voa-islam.com yang telah membantunya.

“Saya ucapkan terima kasih kepada pembaca voa-islam.com, saya tidak membalasnya, saya hanya bisa mendoakan semoga diridhai Allah,” ucapnya sambil terbata-bata.

Pada hari Rabu (30/5/2012) tim IDC voa-islam.com berkesempatan untuk berkunjung ke rumah orang tua Abu Mush’ab, tempat ia tinggal sekarang di Desa Blorong Jumantono, Karanganyar, Jawa Tengah.

Siang itu Abu Mush’ab menyambut kami dan kedua anak kembarnya terlihat sedang bermain di halaman rumah, sementara sang istri, Farida Yulianty sedang beristirahat karena dalam kondisi pemulihan. Di halaman rumahnya berjajar beberapa burung kenari yang ia ternak agar suatu saat bisa dijual.

Ia menyampaikan harapan, kiranya suatu saat ia bisa mendapatkan rumah sewaan yang layak untuk ia tinggali bersama keluarga, bisa melanjutkan usaha dan yang tak kalah penting si kembar Mush’ab dan Mu’adz bisa melanjutkan sekolahnya. Sebuah keinginan sederhana dan sangat mulia dari Abu Mush’ab, semoga Allah senantiasa memudahkan segala urusannya. [Ahmed Widad]