Laporan
Penderita Tumor Ahmad Rifai Meninggal, Bantuan 20 Juta Diserahkan Kepada Keluarganya
Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Ananda Ahmad Rifai, balita yang menderita tumor perut meninggal dunia. Donasi para muhsinin 20 juta melalui Infaq Dakwah Club (IDC) voa-islam diserahkan kepada keluarganya.
Setelah sebulan berjuang melawan tumor ganas di perutnya nyawa, akhirnya Aseh Ahmad Rifai menemui ajalnya di rumah sakit Fatmawati Jakarta Selatan. Balita berusia 2 tahun ini meninggal pada Senin dini hari, (08/10/2012) sekira pukul 03.00 WIB.
Meski dihantui kesedihan yang mendalam, kedua orang tua Rifai, Kang Toharuddin dan Teh Nining melepas kepergian anak bungsunya itu dengan ikhlas. Keluarga miskin tapi kaya iman ini pasrah terhadap takdir Allah, meski berbagai upaya telah ditempuh selama tiga bulan untuk menyelamatkan anaknya.
“Tos ti jam salapan peuting Rifai muriang, penyumbatan dina beheung jeung nu sanesna. Tina handapna ge aya penyumbatan bari gareutihan, Abdi teu eureun ngadawamkeun dzikir-dzikir nu biasa didawamkeun. Nyuhunkeun ka gusti Alloh ku fadhilah zikir-zikir tea sina diterehkeun, sanajan bari leumpang saya bari zikir,” ujarnya kepada IDC usai pemakaman.
(Sejak jam 9 malam Rifai sudah mengalami demam yang tinggi. Ada penyumbatan di lehernya dan di bagian tubuh lainnya. Dari anusnya juga terjadi penyumbatan hingga pecah berdarah. Saya tidak berhenti melafazkan zikir-zikir sebanyak-banyaknya. Memohon kepada Allah supaya segera sembuh).
Dengan meninggalnya Ahmad Rifai, maka dana pengobatannya diserahkan kepada kedua orang tuanya sebesar Rp 20.108.159 (dua puluh juta seratus delapan ribu seratus lima puluh sembilan rupiah).
Dana ini diserahkan usai shalat Jum’at, langsung oleh dua relawan IDC kepada Kang Toharuddin, di rumahnya, kawasan Kadumanggu Sentul Bogor. Dengan penuh haru, Kang Tohar berterima kasih kepada para donatur IDC atas perhatian dan bantuan itu. Menurutnya, bantuan melalui IDC inilah yang benar-benar bantuan dari lembaga.
“Selama ini banyak sekali orang yang datang ke sini, foto-foto dan tanya-tanya katanya untuk galang dana. Tapi bantuannya tidak jelas. Hanya IDC Voa Islam saja yang bener-bener bantu,” ujarnya. “Saya ucapkan terima kasih kepada para donatur, saya doakan semoga Allah membalas kebaikannya dengan yang lebih baik di dunia dan akhirat.”
MEMPRIHATINKAN. Rumah almarhum Ahmad Rifai, kumuh diapit tiga bahaya: jalan raya, bantaran sungai dan tempat sampah.
Rencananya, dana ini dimanfaatkan untuk kesejahteraan dan masa depan saudara kandung Ahmad Rifai, antara lain untuk membangun rumah yang layak di kampung sebelah. Karena rumah yang dihuni saat ini sangat tidak layak. Rumah berukuran 3 x 4 meter di atas area Dinas PU yang terletak di pinggir jalan raya itu dihuni oleh enam orang: Kang Tohar dan istrinya Teh Nining, serta empat anaknya.
Dalam pantauan IDC, rumah Kang Tohar terletak di antara dua area yang sama-sama bahaya. Di depan rumah berbatasan dengan jalan raya, setiap saat laju kendaraan mengancam keselamatan keluarga. Sementara bagian belakang langsung berbatasan dengan bantaran sungai yang tak kalah bahayanya, terutama saat hujan dan banjir menerpa. Keberadaan tempat pembuangan sampah di samping rumahnya juga menambah daftar negatif kondisi rumahnya.
BAITI JANNATI. Suasana bahagia usai mengaji dan belajar di rumah kumuh Kang Tohar
Memasuki rumah Kang Tohar, nampak bagian dalamnya hanya terdiri dari satu kamar, atapnya tanpa genting, hanya kayu, seng dan karung bekas untuk menahan air hujan. Kamar mandinya pun terbuka tanpa atap. Bilik-biliknya tak kalah memprihatinkan, banyak lobang di sana-sini karena usia kayu bekas yang sudah usang.
Subhanallah, ternyata di rumah kumuh itu Kang Tohar bertahan menjaga rezeki yang halal. Ia sangat menghindari berbagai tindak kriminalitas, ketidakjujuran maupun memakan harta haram lainnya. Berkat kejujuran dalam kesederhanaan itulah, rumah tangga Kang Tohar terlihat sangat harmonis, anak-anaknya pun bahagia dan kehidupannya sangat relijius.
Semua anaknya rajin ibadah, shalat, mengaji, baca Al-Qur'an dan belajar di sekolah. Siang hari sepulang sekolah di SD setempat, anak-anak Kang Tohar belajar mengaji di Taman Pendidikan Al-Qur'an. Malam hari usai shalat magrib, anak-anak baca Al-Qur'an dan belajar untuk persiapan pelajaran di sekolah esok harinya.
Itulah sekilas suasana “baiti jannati” yang dibangun Kang Tohar di rumah kumuhnya.
Kang Tohar dan istrinya di lokasi tanah kosong yang akan dibangun rumah untuk kesejahteraan keluarga almarhum Ahmad Rifai
Bantuan Rp 20.108.159 yang diserahkan oleh relawan IDC itu akan dimanfaatkan untuk membangun rumah di atas tanah yang sudah dibelinya dari hasil menabung selama 26 tahun. Dari hasil jualan ketoprak sejak tahun 1986, Kang Tohar menyisihkan penghasilan sedikit demi sedikit, hingga berhasil membeli sebidang tanah seluas 60 meter pada tahun 2001.
“Insya Allah akan saya bangun rumah di sini, agar anak-anak bisa lebih sehat dan nyaman hidupnya. Tidak seperti tempat sekarang yang tidak sehat dan sangat berbahaya,” ujarnya kepada relawan IDC saat meninjau lokasi.
Semoga Allah SWT mencatat infaq para donatur IDC sebagai amal shalih, sebagai saksi bahwa mereka layak mendapat pertolongan dan kemudahan di dunia dan akhirat. Karena mereka telah membuktikan keimanannya dengan membantu saudara-saudara sesama Muslim dari kesulitan.
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat...” (HR Muslim).
Relawan IDC bersama kawan-kawan Ahmad Rifai sedang bertakziyah di makamnya
Ahmad Rifai: Balita Dengan Ujian Berat Tumor Perut
Seperti diberitakan IDC sebelumnya, Ahmad Rifai adalah balita 18 bulan, yang diuji Allah dengan ujian yang jauh melebihi beban orang dewasa berusia 81 tahun sekalipun.
Dengan tumor ganas di perut, kondisinya sangat memprihatinkan. Perutnya membesar seperti gentong melebihi besar tubuhnya, sehingga ia hanya bisa tergolek. Ia tak bisa menikmati kebahagiaan selayaknya balita susianya: bermain, bercanda dan beraktivitas ria lainnya.
Kondisi Ahmad Rifai sebelum masuk rumah sakit
Dengan bekal uang yang sangat minim, Kang Tohar, ayahnya, membawa Rifai ke berbagai rumah sakit pemerintah di Jakarta, dari RSCM hingga RS Fatmawati. Setelah enam bulan pontang-panting mengusahakan berbagai pengobatan untuk kesembuhan anaknya, Kang Tohar pun menyerah kepada takdir Ilahi. Jelang subuh, Ahmad Rifai dipanggil Allah pada Senin tanggal 8 Oktober 2012.
Semoga Allah memberikan ganti yang lebih baik dan meningkatkan derajat Kang Tohar sekeluarga atas kesabaran dan ketabahannya menerima takdir Allah. [A. Ahmad Jundullah]
.